Assalamualaikum Readers... Semoga dalam keadaan sehat yaa...
Hmm aku mau cerita nih. Yang sabar bacanya yaa.. Mudah-mudahan ada manfaatnya. Aamiin.
Jadi gini, beberapa minggu yang lalu aku pulang kampung. Aku berangkat sore dan sampai dikampung jam satu malam. Lumayan jauh ya kampungku. Tapi tenang, masih di bawah langit yang sama kok. Hehe ! Ini pertama kalinya aku pulang malam sendirian. Tapi karena waktunya mepet ya mau gimana. Jadinya ya aku diijinin buat pulang malam itu.
Aku pulang pake mobil travel. Aku memilih duduk disamping supir. Selama perjalanan supir itu banyak bertanya padaku tentang pelajaran yang aku dapat selama kuliah. Yaa ibarat mengikuti ujian dadakan lah aku malam itu. Tapi aku beruntung, dari sekian banyak pertanyaan yang beliau berikan, hanya satu jawabanku yang tidak tepat. Jawabanku terbalik. Tapi sepertinya beliau tidak menyadari kesalahanku sehingga beliau tidak protes. Aku pun enggan memperbaiki jawabanku saat itu.
Setelah puas menjawab pertanyaan dari beliau, aku pun memberanikan diri menanyakan latar belakang pendidikan beliau. Beliau tersenyum dan berkata :" Saya ini cuma supir, dek !". Aku menjawab :" ah, masak iya..? Kok bisa banyak tau tentang materi di kuliah komputer.?". Dijawab lagi :" Dulu saya kuliah juga dek, sambil kerja malahan. Saya kerja bagian desain, salah satu karya saya adalah logo tempat kuliah saya. Dulu tu kerja saya udah enak dek. Gajinya terbilang besar, hingga akhirnya saya memutuskan untuk berhenti. Tapi jangan pula adek tanya kenapa saya jadi supir ". Lalu aku jawab : " lah kenapa berhenti? ". Beliau menjawab :" ya itulah dek, sedih kalo di ceritain".
Beliau terdiam, aku pun tak berani bertanya lagi.
Beberapa saat kemudian, beliau mulai bercerita :"Jadi begini dek, dulu tu saya dapat kabar bahwa ayah saya mengalami kecelakaan motor dikampung. Keadaannya cukup parah, ada pendarahan diotaknya yang menyebabkan beliau koma. Saya langsung mengurus cuti yang saat itu hanya dapat untuk 2 minggu. Saya langsung pulang kampung untuk membantu ibu merawat ayah.
Setelah dua minggu, ayah saya masih belum sadar dari komanya. Sedangkan dari pihak kantor sudah meminta saya untuk mulai bekerja lagi. Saya minta perpanjang cuti, tapi tidak dapat izin. Saya bingung saat itu, apakah saya harus meninggalkan orang tua saya yang masih sakit, demi pekerjaan yang juga hobi saya, ataukah saya harus meninggalkan pekerjaan demi orang tua saya ?. Akhirnya saya memutuskan untuk berhenti bekerja, meski saat itu saya harus membayar denda karena memutuskan kontrak kerja sebelum waktunya. Tapi dari biarlah, rezeki itu Allah SWT yang nentukan. Selagi kita mau berusaha, InsyaAllah ada jalannya. Sedangkan orangtua, tak akan ada gantinya, dek ! ".
Aku terharu mendengar penuturan supir ini. Lalu aku bertanya :" Sekarang, bagaimana keadaan ayah abang?". "Alhamdulillah, sekarang beliau sudah sehat, dan beliau jadi supir juga sama seperti saya", jawabnya.
Aku lanjut bertanya :" apa abang tak ingin bekerja seperti dulu lagi..?"
Beliau menjawab:" Bukan tak ingin dek, hanya saja disini tak ada saya temukan pekerjaan seperti dulu. Saya pernah buka usaha percetakan, tapi kurang lancar, ya namanya juga di kampung. Tahun lalu, saya di terima disalah satu perusahaan di jakarta. Gajinya pun menggiurkan. Orang tua saya pun setuju jika saja jauh dari mereka. Hari itu saya akan tandatangan kontrak kerja. Saya kembali menelpon orang tua saya untuk meminta doa restu dari beliau. Dan kedua orangtua saya masih tetap mengatakan setuju jika saya menandatangani kontrak ini. Beberapa saat setelah menutup telepon ibu, ibu menelpon saya. Dari dalam terpon saya dengar ibu bertanya "sebelum mulai kerja, kamu bisa pulang dulu kan nak? Kamu bisa sering pulang kan, nak..?" Saya jawab " iya, bu ! Saya usahakan sering pulang.
Saat itu hati saya mulai ragu, namun saya tetap melajutkan perjalanan ke kantor.
Saat akan tanda tangan kontrak, entah kenapa tangan ini sulit untuk digerakkan, rasanya berat, saya minta waktu kepada pimpinan itu, dia pun meninggalkan saya di ruangan itu. Pikiran saya kacau, pertanyaan ibu saya tadi selalu bermain di fikiran saya. Dan akhirnya saya putuskan untuk mengundurkan diri. Saya minta maaf pada pimpinan itu karena saya tidak jadi menandatangani kontrak kerja itu. Ya, mungkin adek akan bilang saya ini bodoh. Teman-teman saya pun bilang saya bodoh, karena menolak pekerjaan ini. Tapi biarlah, saya lakukan ini agar tetap bisa bersama dengan orang tua saya. Akhirnya saya pulang kampung lagi. Dan memutuskan untuk mengambil kredit mobil dan menjadikannya travel seperti ini. Yaa walaupun hasilnya tak sebesar gaji di perusahaan itu, tapi saya bahagia karena saya bisa terus bersama orang tua saya. Apalagi saya anak tunggal. Siapa lagi yang akan menjaga orang tua saya kalau bukan saya".
Aku semakin terbawa perasaan mendengar penuturan beliau ini. Sebab, aku sama sekali tak pernah berfikiran seperti beliau.
Pelajaran yang tak aku dapat di sekolah maupun di kampus. Yaa, aku dapatkan malam ini, secara gratis pula.
Kutipannya :
Dari sekian banyak orang di dunia, utamakanlah ayah bunda, karena merekalah engkau menjadi seperti hari ini.
Kebersamaan dengan keluarga lebih berharga daripada banyaknya harta.
Semoga kita semua disegerakan oleh Allah SWT untuk bisa berbakti kepada orangtua kita, segera mensejahterakan mereka, segera membahagiakan mereka. AAMIIN ya Allah !
Sekian dulu ya, cerita nya.. mudah-mudahan dapat ya feel nya. Dan semoga ada manfaatnya. AAMIIN
Wassalam,